Tuesday, April 30, 2019

Sex perkosaan bergambar Pramugari Malang

Cerita sek – Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu.

Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya. Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam

kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan.

Dinda Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya.

Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda. Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya. Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar.

“Huh rasakan kau gadis sombong !”, bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.

“Aku dapatkan kau sekarang….!”, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu.

Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda

sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya.

Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. “Lihat aku, cewek *******…..!”, hardiknya seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. “Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, “Hahaha….malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik”. Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul.

Kini dihadapan Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak jarena dicengkraman erat oleh tangan Paul. “Ahhh….perkenalkan rudal gue ini sayang…..akhhh….” ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. “Hai cantik !….sekarang sudah kenal kan dengan ****** gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama ****** gue ini….”, sambungnya.

Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya.

Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam

pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. “Hmmpphhh…mmhhh…”, sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma

permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda.

Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin

keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.

Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda. “Egghhmmmmm…….”, Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu “Ehhmmmppphhh….mmpphhhh…..”. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut jarinya.

Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu.

Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmmppp…. ..”, Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda. Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Dinda.

Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memekakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. “Oouuhhh…..baang….saakiitt…banngg….amp uunn …”, rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda. “Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh….ooohhhggh… .”, Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…”. Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda. “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Paul melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu

memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.

Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Paul. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Dinndaaaa…sayanggg… ..”, Paul mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda. Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya.

Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan ****** ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, “Sambil menyelam minum air”, batinnya.

Setelah setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu. Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, “Yaa…ampuunnn bangg…udah dong….Dinda minta ampunn bangg…oohhh….”, Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan…. “Aaaaaaaaakkkkhh………”, Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda.

Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda, waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu. “Eegghhh….aakkhhh….oohhh…”, dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Dinda. “Oouuffffhhh……”, Dinda merintih dikala paul menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan kemaluannya didalam liang vagina Dinda “CCREETT….CCRROOOT…CROOTT…”, kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri.

Fajar telah menjelang, Paul nampak meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi.

Monday, April 29, 2019

Bergambar Ulang tahun hadiah ngentot

Cerita sek – Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).

Dasar kakak cewekkku ini badung, dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah (yang kuundang ke pestaku) bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).

Pas acara sudah mau berakhir, yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain. Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.

“Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh, habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang akrab sekali sebenarnya, jadi biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat itu.

Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran. Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?

Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku disuruh mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat begini, yang ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya bisa nempel sama semua cewek kece.

Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali, si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak ngobrol, jadi bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi cuma temanku). Fifi agak terkejut sedikit waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa. Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”

“Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”

“Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.

“Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.

“Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”

“Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”

Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.

Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat (memang nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.

Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana dalamnya.

Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.

“Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.

“Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.

“Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.

“Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.

Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah. Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja, menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya model tali saja dan dipakainya berbentuk V.

“Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih berbisik.

“Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.

“Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.

Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.

Dalam kepalaku timbul juga perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu. Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.

Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi. Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong (anak ranking 1 nih yang bilang, aku!).

Persis jam 12 lewat 5 menit, teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.

Karena AC kamarku cukup dingin, aku biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya, kalau memahami kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan ‘terikat’ dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24 derajat celsius. Jangan lebih panas dan jangan lebih dingin. Itu baru tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba saja iseng tanya dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?

Masih berbaring, pikiranku melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget. Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.

Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih, paling bekas suntikan cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.

Eh lagi enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.

“Siapa?” tanyaku.

“Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.

Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.

“Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.

“Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.

“Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.

Si Fifipun masuk juga, setelah menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.

“Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!

“Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.

Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih dekat pintu.

“Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau soal mobilnya.

“Eh sebelumnya sorry loh Jon..”

“Kenapa?” langsung kupotong saja.

“Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.

Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil tersenyum manis sekali pada kamu.

Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali (nggak kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih. Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.

“Jon.. aku mau ngasih kado spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan, apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.

“Janji yah Jon..”

“Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.

“Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.

“Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.

“Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.

“Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”

“Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.

“Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.

“Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.

“Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?” tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.

“Eh janji dulu..”

“Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.

“Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.

Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”

Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju ke lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan mengunci pintu.

Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.

Gila friends.. bulu kemaluannya terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.

Makin tinggi Fifi menarik bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops.. sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan tidak melihat.

Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak menyingkapkan selimut untuk membuangnya.

“Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk kamarnya kalau dia sedang tidur.

Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?

“Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”

“Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.

“Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat menciumku toh?

“Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.

Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?

“Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.

“Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”

“Iya boss..” jawabku.

“Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.

Gila friends.. kali ini kuduga bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan juga.

Apalagi sensasi yang timbul saat bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama kali) apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret rasanya.

Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man.. nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku membanyangkan dan terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke barangku) Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.

“Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi. Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.

“Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”

Hah..! Gile bener.. apalagi nih?

“Elu basahin memekku dengan ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.” kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.

Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.

Begitu Fifi dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar. Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink. Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak juice.

“Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.

“Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.

“Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.

Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.

Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.

“Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat juniorku ngaceng lagi

Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin keenakan.

Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap dari pandangan.

“Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.

“Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!

“Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan wajahku.

“Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.

Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.

“Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.

“Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”

Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.

“Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.

“Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.

“Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja. Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.

“Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.

“Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.

“Oohhh Jon..”

“Ya.. Fi..”

“Oohhh Jon.. Sayang..”

“Ya.. Fifi sayang..”

“Jon.. aaahh..”

“Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”

“Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”

“Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”

“Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.

“Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.

“Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”

“Ya Fi.. lebih enak?”

“Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”

“Oohhh.. aahhh Joniii..”

“Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.

Kali ini Fifi menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh. Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.

Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?

Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.

“Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”

“Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”

“Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.

“Jon.. biar elu lebih menikmati hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style boleh aku praktikkan nih.

“Gaya nungging yah Fi?”

“Elu mau gaya begitu?”

“Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”

“Hayo deh berhubung ini hadiah..”

Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak kesakitan.

“Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.

“Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?

“Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”

“Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.

Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang berupa lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.

Aku dengan masih berlutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.

“Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.

“Enak Fi?”

“Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”

Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).

Memang tidak lama berlangsung, si Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.

“Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”

“Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”

“Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.

“Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.

“Enak nggak Jon hadiahku?”

“Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.

“Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”

“Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”

Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.

Aku tidak menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.

“Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi nih..”

“Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.

“Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang dan tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap bersenggama khta mengeluarkan sperma dong?

“Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi yang masih ngangkang terus.

“Oohhh Fifi sayang..”

“Yah.. Joni adikku sayang..”

“Hadiah kamu tak ternilai Fi..”

Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.

Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya, jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.

Dan sebelum pulas kami juga berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.

Sunday, April 28, 2019

Bergambar ml Dengan Tetangga Montok Masih SMA perawan

Cerita sek – Kisah ini berawal dari kehidupan bertetangga, kebetulan tetanggaku itu memiliki dua gadis remaja yang satu SMA, sedangkan yang satunya lagi masih SMP. Mereka tinggal bersama ibu dan pembantunya. Sedangkan aku saat itu masih SMA di sekolah yang sama dengan gadis tetanggaku. Namaku Richard sedangkan gadis SMA itu bernama Agnes dan adiknya bernama Tika.

Rumahku terletak tepat di sebelah rumahnya, rumahku bertingkat dua (ternyata rumah bertingkat ada gunanya juga yach), sedangkan rumahnya tidak bertingkat. Kami sering berangkat bareng apabila ingin pergi ke sekolah. Biasanya aku menunggunya di depan rumahku karena aku sudah mengintai segala kegiatannya termasuk jam pergi dan pulang sekolahnya. Karena seringnya kami pergi dan pulang sekolah bersama-sama maka keakraban kami bertambah dari hari ke hari dan ini merupakan anugrah yang sudah kuatur dengan baik (atau boleh dikatakan sebagai strategi) karena memang aku agak menyukainya dari atas ke bawah. Gambaran fisiknya adalah kulit putih mulus, seksi sekali dengan tinggi sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 55 kg serta busung dada mungkin sekitar 34. Sedangkan aku bertubuh tinggi atletis tampang keren habis walau tak sekeren bintang film.

Masa-masa berteman, kami sangat akrab sehingga dia tidak merasa asing lagi di rumahku dan sebaliknya sehingga kami sering berduaan baik di rumahnya ataupun di rumahku yang menimbulkan rasa memiliki yang semakin tinggi. Hari yang penuh strategi terjadi pada minggu pada saat ia ditinggal oleh keluarganya ke mall, tinggallah ia sendiri di rumah. Dan karena hari masih pagi maka ia melakukan aktivitas mencuci bajunya sendiri sedangkan aku di atas loteng sedang melakukan pengintaian terhadapnya.

Pada saat dia sedang membungkuk untuk mengambil pakaiannya di dalam ember terlihatlah sepasang bukitnya yang terbalut BH warna merah (warna favoritku) runcing ke bawah yang mengakibatkan batang kemaluanku menegang sedikit demi sedikit memaksa ingin keluar dari CD-ku, ini diakibatkan karena posisinya yang menghadap ke rumahku. Peristiwa ini terjadi beberapa kali sehingga mengakibatkan aku terangsang berat. Sambil terus memandangnya tanpa lepas ternyata aku telah mengeluarkan batang kemaluanku dari kenikmatan tidurnya dan telah mengurutnya pelan-pelan, “Ah… ah… ohh”, erangku dan mengocoknya dengan pelan-pelan sambil membayangkan dirinya dapat terlihat lebih seksi lagi, mengakibatkan aku melayang-layang ke awang-awang. Dan akhirnya setelah ia selesai menjemur pakaian dia pun pergi mandi.

Baca Juga: Karena Tante Sonya, Aku Jadi Ketagihan Ngeseks

Wah ini kesempatan baik nih, langsung saja kuhentikan kegiatan mengintaiku dan merangsang diriku dan kulanjutkan dengan strategi yang namanya menyergap lawan pada saat yang tidak diduga. Langsung aku pergi saja ke rumahnya dan kubuka pintunya perlahan kemudian aku pun telah berada tepat di depan kamar mandinya. Setelah itu aku mulai melakukan pengintaian lagi melalui lubang kunci kamar mandinya. Wah tetapi aku telat datang dan aku telah melihat bahwa dia sedang membelakangiku dan telah menyirami tubuhnya yang putih aduhai dengan bentuk pantat yang menungging ke arahku yang memberi kesan siap menerima rudalku.

“Ah… ah… ohhh”, secara tidak sadar aku pun telah mendesah-desah sambil mengusap batang kemaluanku dengan perlahan. Kugosok pelan tapi pasti sampai akhirnya tegang berat yang mengakibatkan aku menderita. Akhirnya kukeluarkan burungku dari sarangnya dan mulai melanjutkan dengan mengocoknya secara cepat. “Ah.. ah.. ah.. uh.. uh.. oh.. oh.. oh”, desahku setiap aku mengocok kelaminku. Kemudian dia mulai menyabuni dirinya dan aku sedang menatap kemolekan tubuhnya dari samping. Wow… bentuk dadanya yang seperti perosotan di kolam renang semakin merangsang libidoku. Dan secara reflek aku mulai mengocok dengan kencang sambil membayangkan sedang menyetubuhi tubuhnya yang indah.

“Ah… ah.. ah… ohhh”, desahku, sedangkan ia melantunkan sebuah lagu entah lagu apa karena konsentrasiku bukan ke sana. Ia mulai menyentuh payudaranya dan kemudian menyabuninya. “Ohh…” desahku lagi. Ah seandainya saja itu lenganku, kemudian turun lagi ke perut dan sekarang ia mulai menyentuh bibir kemaluannya yang masih sedikit ditumbuhi bulu-bulu. Dan kurasakan kemaluanku ingin mengeluarkan seluruh isi pelurunya dan langsung kuhentikan kegiatanku. Kemudian dia pun sepertinya sudah siap-siap keluar dari kamar mandi.

Kemudian aku pindah dan duduk di depan kamar mandi. Dan ternyata ia lupa membawa handuk. Dan tanpa sadar ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat dan pada saat dirinya telah 90 derajat denganku, langsung saja dia kaget dan kemudian berlari kembali ke kamar mandi. Buah dadanya terlihat bergetar hebat pada saat dia berlari.
Kemudian dia bertanya padaku, “Kapan kamu datang, kok tidak ketok pintu dulu”, katanya.
“Ah mana mungkin kamu bukain, kan kamu lagi mandi”, kataku.
“Iya juga yach”,
“Tolong dong ambilin handuk di belakang!” kata Agnes.

Kemudian kuambil handuknya dan kuantar ke kamar mandi, tetapi pada saat dia mau mengambilnya kupegang tangannya. Wah ternyata cewek habis mandi enak sekali tangannya disentuh, halus seperti menyentuh kain yang bernilai ratusan juta rupiah.
“Ah jangan nakal dong”, katanya.
“Ah biarin, kan sama kamu ini. Siapa suruh cakep, coba jelek pasti aku mau muntah tuh”, kataku dan langsung saja kupaksa tubuhku memasuki kamar mandi.
Dia terlihat sangat kaget, kemudian secara refleks dia mulai menutupi buah dadanya kemudian kupandangi wajahnya, wah merah langsung wajahnya karena malu. Kemudian kupandangi buah dadanya, indah benar dengan puting payudara yang berwarna pink. Lalu kupandangi liang kemaluannya, serba salah dia langsung saja menutupi kemaluannya dengan tangannya, kualihkan lagi pandanganku ke buah dadanya dan dihalanginya pemandanganku dengan tangannya. Demikianlah kubolak-balikkan pandanganku.

Akhirnya aku tidak dapat menahan nafsuku yang memuncak, langsung saja kupeluk ia erat-erat dan mulai kuciumi jenjang lehernya, tanganku memeluk tubuhnya dengan erat. Dia mulai berontak sedikit tapi terus saja kurangsang ia dan mulai kujilati lehernya terus ke telinganya dan sebaliknya. Dan akhirnya ia pun mulai merasakan kenikmatannya sedangkan aku yang sejak tadi memeluknya dengan erat mulai merasakan sentuhan puting susunya, putingku juga mulai kurasakan menyentuh sesuatu yang membangkitkan keperkasaanku.
“Aaah jangan gitu dong, entar keliatan orang…” katanya.
“Aah bodo amat, habis kamu sih nikmat…” kataku.

Kemudian kutatap matanya dan kemudian mulai kucium bibirnya. Kami saling menjilat dan berciuman dengan penuh nafsu. Kuputar-putar lidahku di dalam mulutnya dan saling menjilat lidah lawan. Oh sensasi yang nikmat, tanganku yang tadinya hanya memeluk badannya mulai kualihkan dengan mengelus punggung, kemudian kualihkan memegang buah dadanya. “Oh.. oh.. ah.. ah.. ohh…” erangnya pada saat kugenggam dengan penuh nafsu, kemudian kupilin-pilin puting susunya. “Ahhh”, desahnya semakin tidak karuan setiap kusentuh putingnya.

Kualihkan ciuman bibir dengan lidah yang terjulur keluar dari lehernya ke arah puting payudaranya. Setelah sampai mulai kugigit pelan, kuhisap dalam-dalam dan kuputar-putar lidahku di puting payudaranya. Sedangkan tanganku yang satunya lagi sedang mempermainkan puting yang lain miliknya. Sehingga semakin membuat ia mengoceh tak karuan. Tak kuhiraukan erangan yang diucapkan karena aku sendiri pun mulai berkonsentrasi menikmati sensasi indah ini. Kemudian tanganku mulai mengelus ke bawah payudaranya terus ke bawah lagi dan sampailah pada lubang kenikmatan dan mulai kugosok-gosok. “Sler… sler… sler…” cairannya mulai keluar. Yang makin membuatku penasaran, ingin menikmati obat awet muda sehingga kualihkan jilatanku ke arah lubang kemaluannya. Dan tercium aroma kemaluan wanita yang khas wangi. “Wah ini baru nikmat”, kataku.

Kemudian kujilat-jilat dari atas ke bawah dan setelah sampai ke klitorisnya kuhisap-hisap pelan. “Ahhh.. ahhh.. uuuh”, erangnya dan ia mulai mengacak-acak rambutku. Wah semakin blingsatan saja dia ini, kemudian kuhisap dalam-dalam klitorisnya dan wah reaksinya sungguh tak karuan ia mulai menjambak rambutku.
“Ah.. ah.. ah.. ooohh.. nikmat sekali Richard…” kata Agnes.
“Ohh.. ohh.. iyaa.. sungguh nikmat cairan awet mudamu…” kataku.
Karena barangku sudah tegang tidak karuan. Maka kubimbing ia ke tempat duduk dan kemudian kukangkangkan kakinya dan kupegang rudalku, kugesek-gesek pelan-pelan dari atas ke bawah atas ke bawah dan kemudian kucium bibirnya dengan penuh nafsu.
“Ohhh.. ohhh.. ooohh”, kemudian kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.
“Awww…” jeritnya.
Tak kuhiraukan jeritnya karena aku sedang berkonsentrasi menikmati sensasi terindah ini. Kukeluar masukkan anuku pelan-pelan sedikit demi sedikit kemudian kucabut lagi begitu seterusnya.

Sampai akhirnya ia sudah mulai merasakan sensasi seperti yang kurasakan. Barulah kuhujamkan secara pelan tapi pasti secara mendalam.
“Breek.. crooot, wah pecah nih perawannya… Asyik juga nih cewek gua perawanin…” kataku.
“Awww.. ohhh.. perih Richard”, jeritnya.
Kemudian kuelus lembut rambutnya seperti seorang kakak menyayangi adiknya dan kusentuh puting payudaranya dan kupilin-pilin nikmat. Untuk membuatnya melupakan rasa sakit dan menikmati sentuhan yang telah kuberikan.
“Slepp… sleeep…” bunyi batanganku waktu menggesek liang kemaluannya yang telah penuh cairan. Kupindahkan kakinya yang tadi mengangkang ke atas pundakku. Dan mulai kukocok kembali dengan berirama lebih cepat.
“Ahh.. ahh.. ohhh.. ahhh”, erangku.
“Yes yes Richard I love you make me fly to heaven darling..” katanya.

Mendengar permintaannya itu semangat seks-ku bangkit kembali, langsung saja kupercepat mengayuh perahu birahiku.
“Richard, Richard”, jeritnya.
Sementara tangannya mulai berusaha memegang tengkukku, pertanda ia mau keluar nih, langsung saja kutancap lalu kupercepat dan lebih kupercepat.
“Aahh.. aahh”, jeritnya dan akhirnya, “Crroott crooot crooot”
“Oohh yees Richard”, jeritnya lirih.
Rupanya Agnes sudah mencapai puncak orgasmenya, sedangkan aku sendiri mulai merasakan ada yang mulai mendesak di batang kemaluanku dan.., “Croot… croot… croot”
“Aaahhh…” jeritku dan kemudian aku ambruk sambil memeluknya.
Lalu kubisikkan di telinganya, “Terima kasih Agnes atas kenikmatan yang terindah yang telah kau berikan kepadaku semoga kau pun menikmatinya…” kataku.
“Ma kasih juga telah mengenalkanku pada kenikmatan dunia ini sayang”, katanya.

Setelah beristirahat sekitar 10 menit akhirnya aku pun bangkit dan melihat ke arah kemaluannya. Ternyata kemaluannya babak belur, darah keperawanannya dan lendir kenikmatan membasahi ujung lorong kemaluannya. Kemudian kubersihkan lubang kenikmatan yang telah kurasakan dengan lidahku. Ternyata rasanya agak anyir dan karena ini perbuatanku, kuanggap ini adalah hukuman bagiku atas kenikmatan yang telah kudapatkan darinya. Ia pun kemudian melarangku membersihkan sampai bersih, kemudian ia mulai ke kamar mandi untuk mandi lagi sedangkan aku membersihkan sisa-sisa perjuangan kami.

Demikianlah cerita ini, kritik, saran, diskusi atau bagi yang ingin kenalan dapat anda layangkan email pada saya.

Friday, April 26, 2019

Bercinta dengan ibu kost dan anak nya sekaligus

Cerita sek – Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah, karena saat itu memang tidak pernah terpikir untuk main di luar misalnya di Motel. Saking puasnya menikmati permainan seks dari Ary,  Praktis selama dua bulan ada 18 kali aku dan Ary berhasil melakukan hubungan seks yang memuaskan dengan aman tanpa ketahuan keluarga di rumah. Keinginan untuk melakukannya setiap hari sulit terlaksana, mengingat situasi rumah yang tidak memungkinkan. Dari sekian kali hubungan seksku dengan Ary, seingatku ada tiga kali yang benar-benar sangat memuaskan diriku.
Selain kejadian yang pertama kali, hubungan seksku dengan Ary yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua melakukan di suatu siang hari dan saatmalam tahun baru. Kejadian di siang hari itu, yaitu saat aku selesai mandi dan bersiap-
siap berhias diri mau pergi ke kantor. Tanpa sepengetahuanku, saat aku memakai make-up, tiba-tiba Ary masuk kamarku yang tidak terkunci. Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya, dari belakang ia memelukku, melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga aku dalam posisi telanjang bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya memainkan kedua payudaraku, dan turun mempermainkan vaginaku. Akibatnya, aku tak tahan dan vaginaku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku dan kupeluk serta kulumat bibir Ary dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka reitsleting celananya dan kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya. Kemudian aku jongkok di hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum lontongnya dalam mulutku.
Setelah kurasakan kontolnya semakin keras, kudorong tubuh Ary duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri membelakanginya, dan setengah jongkok kupegang dan kuarahkan kontolnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku yang sudah basah itu. Kuturun-naikkan dan kuputar pinggulku untuk merasakan nikmatnya kontolnya Ary yang telah masuk seluruhnya dalam lubang vaginaku.Sambil bergoyang itu, aku merintih dan berdesah, “Oooh.. aaaghh..” Ary tak mau ketinggalan, ia membantu menurun-naikkan pinggulku dan kadang-kadang meremas-remas kedua buah dadaku. Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini, terasa aku sudah mau orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan pinggulku, dan saat itu Ary merintih, “Oh.. oh.. Wita, Ary mau keluar.. oh..” Akhirnya berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakankontol Ary menyemprotkan spermanya dengan keras memenuhi lubang vaginaku. Tubuhku terasa terbang merasakan semprotan yang hangat dan nikmat itu. Kemudian kukeluarkan kontolAry dari lubang vaginaku. Kulihat masih cukup keras. Dengan penuh nafsu kujilati, kuhisap kontol Ary yang masih basah diselimuti campuran sperma.
Tak berapa lama kemudian kontol Ary kembali keras. Kemudian kuminta Ary menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua tanganku di atas meja hias dan posisi menungging, kusuruh Ary memasukkan batang kontolnya ke dalam
lubang vaginaku dari belakang. Betapa nikmatnya kurasakan kontol Ary menghunjam masuk ke dalam lubang vaginaku, kemudian sambil meremas-remas kedua buah dadaku, Ary mempercepat tusukan kontolnya. Dari cermin yang berada di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Ary yang sedang mempermainkan lontongnya di dalam lubang vaginaku. Situasi ini menambah naiknya birahiku. Kurang lebih tiga menit merasakan tusukan-tusukan kontolnya, aku tak tahan ingin orgasme lagi. Aku merintih, “Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri.. aagh.. Wita mau keluar lagi, cepatkan Ri.. oh.. aaghhh..” Ternyata Ary pun mau keluar. Ia pun merintih, “Oh.. augh.. Wita, Ary juga mau keluar.. aduh.. Wita.. bareng ya.. oh..” Beberapa saat kemudian, secara bersamaan aku dan Ary mencapai orgasme. Kurasakan kembali semprotan sperma Ary yang hangat dan nikmat lubang vaginaku. Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata, “Nakal ya..” Ary mencium pipi dan keningku kemudian pamit keluar. Kemudian aku pun keluar ke kamar mandi untuk membasuh vaginaku. Jam 14:00, jemputan mobil dari kantorku datang.
Malamnya sesuai janjiku, kembali Ary masuk ke kamarku dan menyetubuhiku secara terburu-buru, karena khawatir ada yang memergoki. Walau dalam keadaan terburu-buru, persetubuhanku dengan Ary yang dilakukan setiap dini hari itu, cukup memuaskan, karena paling tidak setiap bersetubuh itu aku bisa orgasme minimal satu kali dan merasakan semprotan sperma Ary di dalam vaginaku.
Selanjutnya, persetubuhanku dengan Ary yang benar-benar memuaskan danmenyebabkan aku lemas tak berdaya adalah saat malamnya. Ary mulai menggerayangi vaginaku dengan jari-jari tangannya sambil melumat bibirku. Aku menggelinjang dan merintih, “Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri..” Aku tak mau kalah dan kuremas-remas kontolnya dari luar celana yang membuat semakin keras. Kemudian kusuruh Ary berdiri, kubuka reitsleting celana panjangnya dan sekaligus celana dalamnya. Kulihat dan rasakan kontol Ary lebih keras dan besar dari biasanya.
“Aduh.. wow.. kok lebih keras dan besar Ri kontolnya?” Ary berterus terang bahwa sorenya ia minum jamu kuat laki-laki sebagai persiapan untuk memuaskan diriku. Kuhisap, kujilati dan kukulum kontolny dengan penuh nafsu. Karena tak tahan lagi, kudorong tubuh Ary duduk di sofa. Aku duduk di atas pangkuannya. Kemudian kupegang dan arahkan kontolnya ke dalam vaginaku. “Wow.. aduh Ri.. gede banget dan enak Ri, kontolmu.. aduh.. oohh..” aku mengerang. Sambil kulumat bibirnya, kunaik-turunkan pinggulku agar dapat merasakan gerakan, tusukan dan denyutan kontol Ary. Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku mencapai orgasme karena tak tahan merasakan kontol Ary yang lebih keras dan besar dari biasanya. Kemudian kami berdua merubah posisi dengan doggy style. Kurang lebih tiga menit, lagi-lagi aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua kalinya.
Setelah beristirahat sebentar, kami berdua merubah posisi dengan berdiri. Kali ini aku ajak dia bercinta di kamar mandi. Kusandarkan di dinding selanjunya kugarap dia sambil berdiri. KOntolAry masih keras dan ia belum keluar sama sekali. Lagi-lagi, mungkin karena pengaruh bir dan nafsu yang menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya. Dengan masih mempertahankan kontolnya yang keras dan panjang di dalam vaginaku, Ary menggendongku masuk ke kamar tidurku. Direbahkan tubuhku di kasur di atas lantai yang sudah kusiapkan. Masih kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang keempat kalinya saat Ary menyetubuhiku dengan posisi di atas. Setelah itu aku tak ingat lagi dan menyerah pasrah menerima tusukan-tusukan kontol Ary. Mungkin lebih dari 10 kali aku mencapai orgasme, dan aku tak tahu berapa kali Ary keluar. Saat terbangun kira-kira jam 5 pagi, terasa kepuasan yang amat sangat pada diriku walau kakiku rasanya gontai dan lemas. Kurasakan juga kehangatan sperma Ary yang masih ada di dalam vaginaku. Ternyata perselingkuhan tidak selalu merusak keharmonisan rumah tangga. Mungkin ada benarnya jika orang menerjemahkan arti kata ‘selingkuh’ sebagai ‘selingan indah keluarga utuh’.
Setelah itu aku harus kembali ke kotaasalku yang pasti aku bisa menghubungi dia jika aku butuh.

Thursday, April 25, 2019

Kenangan seks Di Masa SMA dulu

Cerpen hot – Siang itu suasana di salah satu SMU negeri di Denpasar sangat hiruk-pikuk oleh ramainya pengumuman bagi siswa kelas 3 yang akan mengakhiri hari terakhir mereka di sekolah tercinta. Salah seorang gadis yang berbaju abu-abu dengan rambut panjang ikut berjubel diantara kerumunan murid-murid lainnya. Dia bernama Udiyani siswa kelas 3 jurusan pariwisata, dengan tinggi yang 169 cm memudahkan bagi dirinya untuk melihat papan pengumuman, tanpa harus berada di kerumunan terdepan.

Udiyani adalah pacarku ketika aku masih bekerja di sebuah travel agent di Bali, sebelum aku pindah ke Lombok untuk menjadi pemain musik di cafe. Dengan senyum kemenangan dia mendatangi aku yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor.

“Mas Adiet.. Aku lulus..,” teriaknya sembari memeluk aku.

Yang aku sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.

Baca Juga: Kunikmati Tubuh Baby Sisterku Yang Montok

“Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus” ujarku ikut gembira.

Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Udiyani mengajaku ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya dia menyelesaikan masa SMU dengan baik.

Tanpa menunggu waktu lagi aku dan Udiyani berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya, Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang.

Dengan mengendarai motor, aku menjalankannya tanpa perlu terburu-buru, karena aku nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu saja. Tangan Udiyani memeluk pinggangku erat, sesekali dia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku bergerak pelan, menandakan gejolak kelakianku mulai tergoda dengan adanya cumbuan-cumbuan Udiyani yang lembut.

Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan airnya yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita.

Aku dan Udiyani memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore itu di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul. Sambil memesan minuman hangat, aku mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum aku menghisapnya dalam-dalam.

Aku dan Udiyani Duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan kita pun datang. Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Udiyani sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang.

Dengan lembut aku memeluk Udiyani yang nampaknya mulai kedinginan.

“Kamu kedinginan sayang?” Tanyaku

“Iyah nih Mas..” katanya pelan.

Sambil memeluk Udiyani aku membisikan kata-kata mesra.

“Adiet hangatkan yah sayang..!” kataku lembut di belakang telinga.

Udiyani hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga aku dan Udiyani semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tak pernah aku melewatkan untuk mengecup bibir Udiyani yang ranum tanpa terpoles lisptick.

“Ohh.. Mas..” desahnya ketika kecupan lembutku mengantarkannya melambung.

Kemesraan kita di cafe tak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai menjelang senja. Setelah membayar minuman yang kita pesan, aku menggandeng tangan Udiyani dengan mesra untuk meninggalkan cafe dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang sudah dekat dari cafe tersebut.

Tak lama berselang aku menemukan sebuah hotel yang tempatnya begitu cocok menurut kita berdua.
Di Hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya menyajikan acara live accustic musik.
Sengaja aku memilih Hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, karena aku juga pemain musik di cafe yang posisiku di band pemegang rythm sekaligus vokal.

Setelah urusan dengan resepsionist selesai, aku mengajak Udiyani berjalan ke arah kamar. Kamar kami sangat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada tempat duduknya yang di hiasi lampu temaram. Di dalam kamar aku langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian.

“Mas.. Aku mau mandi dulu yah,” katanya.

“Ntar keburu kedinginan, sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahutnya lagi.

“Kalau begitu kita sekalian aja mandi bareng,” godaku.

“Boleh.. Siapa takut..” tantangnya kemudian.

Dengan berlari kecil aku mengejar Udiyani yang sudah sampai di depan kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, aku langsung membuka kaosku dan hanya mengenakan celana pendek.

“Sayang.. Ini kan hari bahagia kamu setelah kamu lulus” kataku kemudian.

“iya aku tahu itu.. Lantas kenapa sayang?”tanya Udiyani mesra.

“Aku ingin memanjakan kamu dengan cara memandikan kamu mulai dari menggosok seluruh tubuh kamu, menyabuninya dan menyirami dengan shower,” kataku lagi.

“Muachh..” seketika Udiyani mengecup bibirku lembut.

“Makasih sayang.. Kamu sudah manjain aku,” sahutnya lagi.

Dengan lembut aku mulai membuka seragam SMU Udiyani yang masih dikenakan saat itu. Di mulai dari hemnya aku buka kancing atasnya secara perlahan, sambil aku memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona. Setelah kancing kedua aku buka, maka terpampanglah keindahan bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam. Aku menyelesaikannya dengan kancing terakhir, sembari aku mengecup kecil bukit payudaranya yang lembut.

Tinggallah rok abu-abunya yang belum aku sentuh. Sesaat aku mengecup kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan perlahan aku membuka rok Udiyani, yang aku awali dengan menurunkan ziper di belakangnya.

“Srett..” bunyi ziper roknya ketika aku turunkan.

Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Udiyani menyentuh lantai. Udiyani saat itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di bagian tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat melalui renda Cdnya.

Dengan kedua tangan aku melanjutkam menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah pemandangan yang membuat aku menelan ludah beberapa saat dan membuat kelakianku tergoda. Celana pendek yang aku kenakan telah menonjol sebelum aku melucuti pakaiannya, ditambah lagi sekarang dia sudah telanjang bulat di depanku.

Dengan lembut aku mulai menyiramkan air dari shower ke seluruh tubuhnya. Yang aku lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang jenjang. Yang membuat Udiyani menggelinjang pelan.

“Ohh.. Mas..” desahnya pelan.

Setelah bagian belakang selesai aku sabuni, tinggallah bagian depan yang membuat kelakianku semakin menggelegak. Aku mulai menggosok bagian lehernya terlebih dahulu, karena aku tahu, bagian ini merupakan bagian yang cukup sensitif di samping bagian sensitif yang lainnya yang ada di tubuh Udiyani.

Perlahan tanganku mulai meraba sedikit demi sedikit leher jenjang nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun. Terkadang terdengar desahan lembut Udiyani yang menikmati setiap gerakan tanganku yang menelusuri permukaan kulit halusnya.

“Ohh.. Mas,” desahnya lembut.

Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekaligus ke putingnya yang mulai menonjol keras. Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini aku lakukan sekaligus menyabuni dan merangsang payudaranya secara lembut.

Kembali desahan lembut terdengar olehku.

“Ohh.. Mas.. Teruskan”desahnya dengan mata terpejam.

Setelah cukup bermain di bagian dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang hanya beberapa saat lamanya. Dan berakhir di daerah yang berbulu lebat nan hitam, tapi tertata dengan rapi menyerupai bentuk CD. Aku menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian aku lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesekali tanganku menyentuh clitorisnya lembut yang menimbulkan sensasi tersendiri buat Udiyani.

“Ssshshshshsh..” desisnya pelan.

Tak lama aku lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi yaitu di bagian pangkal pahanya yang mulus dan aku menyelesaikan tugas terakhir memandikannya di bagian betisnya yang bak bulir padi itu. Setelah semua bagian tubuh Udiyani penuh dengan busa sabun, kembali aku menyiraminya dengan gagang shower ke seluruh permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum aku mencumbu tubuhnya.

“Thanks ya.. Mas.. sudah di manjain,” katanya pelan.

“Dengan senang hati kok sayang.. Aku lakukan buat kamu,” jawabku mesra.

Kemudian aku memeluk tubuh Udiyani mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtub.
Dan selanjutnya aku nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, aku jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtub. Lidahku mencumbu seluruh permukaan kakinya yang kemudian aku lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu.

Udiyani terpejam menerima perlakuanku yang begitu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang sudah sangat terangsang sejak awal. Lidahku begerak naik menelusuri betisnya yang jenjang dan berakhir di pahanya yang mulus. Gerakan lidahku semakin liar namun lembut, setelah sampai di pangkal pahanya. Aku menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berpengaruh sekali untuk tubuh Udiyani menerima rangsangan dariku.

Dengan kedua tanganku aku mulai menyibak vaginanya yang aromanya khas sekali, dan kemudian aku julurkan lidahku yang basah ke permukaan clitorisnya yang mulai menonjol pelan. Kembali tubuh Udiyani mengelinjang pelan penuh kenikmatan menerima perlakuan ini.

“Hekk.. Sshh.. Mas,” desahnya tak teratur.

Aku tahu kalau Udiyani begitu menikmati dan suaranya parau namun terdengar cukup sensual. Selanjutnya dengan gerakan mantap aku julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai basah oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Udiyani begitu cepat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya.

“Ohh.. Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya kecil.

Tanpa berhenti gerakan lidahku terus menerobos semakin ke dalam dan ini menimbulkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang.

“Ohh.. Mass..” Udiyani mendesah lembut.

Setelah mencapai orgasmenya yang kesekian kalinya, aku memberikan kesempatan buatnya untuk istirahat sejenak, sambil aku berdiri menutup kran air yang ternyata sudah penuh. Kemudian aku berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Udiyani untuk mencumbunya kembali. Perlahan tubuh Udiyani merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang sudah sangat keras dari permainan awal.

Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang mungil. Aku mendesah lembut menerima perlakuannya ini.

“Ohh.. Sayang.. Enak sekali,” desahku dengan nafas tertahan.

Selanjutnya dengan lembut aku angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk. Udiyani melebarkan kakinya sembari jemari tangannya yang lentik memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. Perlahan Udiyani menurunkan pinggulnya secara lembut, maka melesaklah seluruh batang penisku yang sudah mencapai ereksi maksimal.

“Ohh.. Shhss,” desah kami berbarengan.

Setelah penisku menembus bagian dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air. Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membuat bibirnya mendesah pelan.

“Ssshh..” desahnya penuh erotis.

Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Aku mengulum bibirnya yang masih terbuka menahan nikmat dengan lembut. Udiyani tak tinggal diam dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.

Desahan dan teriakan kecil diantara percintaan kami sesekali terdengar. Dan ini menimbulkan kesan erotis tersendiri buat kita. Setelah beberapa saat lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Udiyani bergetar dan semakin cepat gerakan pinggulnya.

“Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya.

“Kita keluarkan bersama sayang..” sahutku

“Aku juga mau keluar nih,” timpalku lagi.

Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat aku memeluk tubuhnya begitu aku merasakan cairan hangat menyirami batang penisku. Dan tak berlangsung lama penisku juga menyemburkan sperma ke dalam rongga vaginanya.

“ohh.. Mass.. Aku keluar,” teriaknya bergetar.

“Aku juga.. Sayangg..” dengan nafas tak teratur.

Masih dengan posisi aku memeluk tubuhnya dari belakang aku mengulum bibirnya kembali sampai tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam vagina Udiayani. Percintaanku dan Udiyani berlangsung kembali setelah acara makan malam di cafe yang malam itu pengunjungnya cukup ramai.

Selama makan malam berlangsung aku memilih meja yang meghadap langsung ke panggung dan ada di deretan tengah agak di ujung. Di atas meja aku nyalakan sebatang lilin untuk menemani makan malam kami. Malam itu semakin berkesan buat Udiyani, karena aku menyumbangkan sebuah lagu karanganku di acara live musik di cafe tersebut untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya.

Begitulah kisah cintaku yang sampai saat ini aku masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.

Wednesday, April 24, 2019

Hilang Keperawananku Saat Menstruasi

Cerita sek – Sebut saja namaku (mona) umurku bru 17+ aku msh sekolah di salah satu SMA di jakarta, aku asli dari medan tinggak di jakarta bersama nenekku, untuk biaya skolah tiap bulan slalu dpt trnsperan dari ortu.
“….Awal mula cerita,aku bertemu seorang cwok ganteng sebut saja namanya (aldo),dia kuliah di univ,di jkrt.

Saat itu aku pulang skolah pas pertama ktemu aku mau tertabrak mobil yg di tumpanginya,untung aku gk knapa” cuma kesenggol bgian skutku saja.
“…ckiiiittt”mobil yg di tumpangi aldo ngerem mendadak.
“….aduh”aku kget dan mrintih kesakitan.
“..aldo langsung keluar dri mobil dan lngsung menghampiriku.
“…Mba gak knapa-napa??tanyanya..
…aku hanya trdiam dan kesakitan.
“…Aku anter ke rumah sakit ya??ujarnya.
“…hmmpp!!jwbku simpel.
…Aku langsung di bpong ke dalam mobilnya.
“…sesampainya di rumah sakit,aku langsung di perban yah untung cuma luka lecet saja.
“…mba aku minta maaf ya,gak sengaja?ujarnya.
…aku hanya terdiam,pdhl dlam hatiku mash marah tp aku coba untuk tenang.
“…Ya udahlah gpp,ini jg gk knapa-napa ko cuma lecet ja..”jwbku.
“..iya tp aku gk enak nich,tlong jangan di tuntut ya??aldo smbil memelas.
“…iya..iya gak.”jwbku.
“..ya udah aku anter pulang ya!”tawarnya.
“..hmmm,boleh deh..”jwbku.
“..aku langsung di anter pulang,selama di jalan menuju pulang aku ngobrol bnyak smbl kenalan,sling tkar no hp,kmipun lngsung akrb.
“…beberapa saat kemudian,akupun sampai di rumahku.
“..owh,dah smpai ya? Tanyanya.
“..iya,mampir dlu yuk di rumah cuma ada neneku aja..”jwbku.
“..lain x ja ya,alya aku tkut di marahin nenek kamu..”ujarnya.
“..ya gak lach neneku orngnya baik gk prnh marah..”jwbku.
“…ya udah..”blaznya.

…Diapun mampir dan ngbrol sma nenekku dan meminta maaf atas kejadian yg menimpaku.
…”Beberapa saat kemudian aldo pamitan untuk pulang.
“..nek,mon aku pamit pulang dlu ya,alya msh bnyak tgas yg hrus di selsaikan..”ujarnya.
“..owh iya..”jwb nenek dan aku.
“..sexali lgi minta maaf…” ujarny berulang x minta maaf.
“iya udah,dri tadi jga di maafin”..jwbku.
…aldo langsung salaman,trus menuju mobilnya.
“…Tar aku tlpn ya,bwt nanyain kbrmu..”ujarnya.
“..iya “…jwbku.
“owh,ok sippt”…blznya..

…Setelah beberapa minggu kami sling sms’n dan tlpn’n,kami merasa kaya pacaran.ntah kapan jadiannya,kmi berhubungan.
“..Saat itu hari minggu aku di ajak jalan-jalan,dan makan.hari demi hari,minggu demi minggu terlewati kami ngerasa smakin dekat dan ngerasa cocok bersmanya..

Baca Juga: KEPUASAN LIBIDO; KETIKA NGESEX DENGAN DOSEN

“…Beberapa waktu kemudian,aldo ada acara pernikahan temannya di daerah puncak bogor.
“..ay aku ada acara di puncak,temenku mwu nikahan..”ujarnya.
“owh,mang brapa lama?tanyaku.
“..paling cuma 1hri.” jwbnya.
“..ya trus?tanyaku.
“..ay aku lagi bingung,masa temenku yang lain pda bwa pasangan aku nggak.!!ujarnya,
“..ya trus aku hrus ikut gtu maksdnya?tanyaku.
“ya kalo boleh ma nenek..”ujarnya.
“.boleh sich asal jngan nginep..”jwbku.
“.iya aku janji gak nginep,”ujarnya.
..Pdahal ortunya aldo punya vila di daerah puncak,seandainya kemalaman jg.
…kamipun berangkt sama-sama menuju acara tmennya itu.
…stelah itu wktupun tk terasa udah mulai menjelang sore.
..”Tak di sangka cuaca di daerah puncak gk bisa di tebak begitu buruk cuaca di sana.hujan yang di sertai angin menghalangi untuk kembali pulang.
“..aduh ay cuaca di sini buruk bngt,pdhl tdi pas brngkt terang bnget,kayanya kita gak pulang alya aku gk brani dngan cuaca gni..”ujarnya.
“..ya trus nginep dimana,kn kita gk punya saudara disini msa mau nginep di rmah pengantin.”jwbku.
“..tenang ja ortuku punya vila di daerah sini..”ujarnya.
…”kami pun branjak pergi ke vila punya ortunya aldo.
..”ko sepi bnget vilanya,apa gak ada yg nempatin?”tanyaku.
“ada ko mang udin yg jaga disini.”jwbnya.
..”aldoptn mencari mang udin penjaga vila itu.
“eh den aldo,ko gak blang dlu kalo mwu ksini tumben banget,.”ujar mang udin.
“..iya mang aku ke sorean abiz ada acara tmen,mana ni cuacanya kaya gini jd gk brani pulang..”jwbnya.
…”stelah itu kmi msuk,tak menyangka vila sebagus ini gak di tempatin.
“..ay km tdur di kmr,aku di dlam ja”ujarnya.
“owh,iya dech trus kmr mandinya dmana?ujarku.
“owh,di kmarkan ada kmar mndi.”jwbnya.
“iya dech”ujarku.
..”aku pun bergegas ke kamar mandi krna tkut mens’ku tembus.
…”Sementara aku lagi di kamar mandi,ganti baju dan pembalu aku lupa gak menutup pintu kmar mandi aku biarkan terbuka lebar,aku tak tau kalau aldo masuk.
..”Ay “..aldo menghampir ke kmr mandi yg pintunya trbuka lebar.
“aduuh”..aku kaget smbil mnutupi tetekku dan memekku yg tak terbungkus sehelai bnang pun.
“..Maaf..maaf,gk sengaja aku kira gk lgi di kmar mandi,alya pintunya kebuka lebar..”jwbnya.
“..iya aku lupa krna buru-buru mwu ke kmar mandi”jwbku.
“..Aku cuma mwu nwari makan sma mau mnum apa??tanyanya.
“terserah aja”..jwbku.
“owh ya udah nasi goreng ma teh manis ja ya??tanyanya.
“ya udah”..jwbku.
..aldo mnuju kluar dn aku mlanjutkan pakai pembalut dan bjuku.

…stelah selesai mkan,matapun mulai ngantuk aku sempat berpikir dri tadi aldo gk bnyak ngomong cuma ngelirik-ngelirik bagian tetekku,dan aku menyangka aldo lgi mikirin kejadian tdi di kmar mandi.
“..aku ngantuk bget nich,bobo dlu ya!ujarku.
“owh iya,alya kita pulang pagi-pagi bget.”ujarnya.
“.aku masuk kmar dan merebahkan bdanku di kasur.
..Sementara itu ku dengar aldo msh ngbrol sma mang udin,kedengaranya sedang ngomongin aku tapi aku cu’x ja.
..tak terasa aku tdr trlelelap,tak kusangka aku ntah mimpi apa kenyataan,badanku trasa berat pas aku melek sontak aku kget,buah dadaku lagi di hisap aldo aku langsung branjak.
“..Apa..apaan nich,?km jht bgt tega ya bikin aku kya gni.”ujarku kget.
“.maaf ay aku gak tahan liat kjadian tadi,aku kpikiran trus”..jwbnya.
..Sementara itu aku lngsng branjak dri tmpt tdr,brencana mwu kluar kmr tak di sangka pintu pun di kuncinya.
“..plizz tlong hargain aku,aku gk mau kmu prlakukan aku kya gini”ujarku smbil menangis.
..”aldo lngsung menghampiriku,”ya udah maafin aku,anggap ja ni gk pernah trjadi”.jwbnya smbl memeluku.
..aku trbujuk ucapannya,trus aldo merebahkanku di kasur,tak kusangka lagi aldo malah lebih ganas,dia merusak bajuku dn clanaku di tariknya hingga sobek,aku tak menyangka di balik wajahnya yang alim dia maniak seks.
…dia menciumiku dari ujung rambut hingga ujung kaki,wlwpun aku brusaha brontak aldo tak menghraukanku di trus menciumiku dan menghisap pyudaraku,aku gak kuat hingga aku pasrah apapun yg akn terjdi.
…dia smakin gila,tngannya menggerayangi sluruh tbuhku,mengobok” memekku dia blm tau kalo aku lg menstruasi,tp ttp aja namanya lg nafsu dia tak menghiraukan,dia langsung menjilati memekku yg bau amis darah,aku tak kuasa.
..”ach.ach.ach”aku mengerang.
Aldo trus memainkan lidahnya,di memekku.
..”Tak lama kemudian aldo membuka bju dan clananya,ku lihat kontolnya yg sudah mengeras,langsung di tancapkanlah ke memekku yang bsah brcmpur darah,ludah,dan air memekku.
..oooh..sakit pelan” ..ujarku kesakitan.
Namun aldo ttp menghantamkan kntolnya ke memekku.”auuuww sakitt,”jeritku mrasakan memekku trasa perih.
..dan trnyata aldo tak bisa memasukan kontolnya,karna mungkin aku mash prawan.
..aldo memegang kontolnya lalu mengarahkn ke lubang memekku,”aduuuh sakiit”jritku.smakin aku mnjerit aldo semakin menekan kontolnya msuk.
“..Ay memekmu ko keset bnget??tanyanya.
“..aku langsung jwb,wlwpun merasa ksakitan.
“..iyalah aku lgi mens tau”jwbku.
Aldo,malah meluluri kontolnya dengan ludhnya.bleez kntolnya agak msuk, yg aku rasakan enak dan perih,lagi” aku menjrit ksakitan.
..stelah msuk ke memeku,aldo smakin kencang genjotannya “..ach.ach.ah.ah.ahah.”dan aldo pun tak kuat menahan “crot..crot..crot” kluarlah tak lamapun kami terkulai lemas,aku smpt menangis melhat darah berceceran di atas kasur.
Di sinilah keperawananku di renggut aldo dalam keadaan menstruasi.
Inilah pengalaman prtamaku merasakan memekku di masukin kontol.
Sampai akhirnya aku ketagihan hingga aku yg meminta untuk menyetubuhi tubuhku,dan merasakan kenikmatan walaupun hanya sesaat.