Sunday, June 16, 2019

Sex hot Perkosaan Gadis malang yang di perkosa dukun cabul

Cerita sek – Ini yang ia lihat sudah melupakan dan membiarkan keluarganya,

Tindakan ini dilihat Vivi saat Ardi akan pergi ke luar kota untuk

meninjau perusahaannya di kota lain. Vivi menduga pasti Ardi telah

melakukan suatu perselingkuhan dan menyeleweng dikarenakan Ardi

tidak lagi memberikan nafkah batin untuk Vivi, sedangkan Ardi

selalu pergi ke luar kota setiap minggu dengan begitu hubungan

seks-nya dengan istrinya pasti tersalur, sedang saat ini Ardi

telah lupa akan kewajibannya. Siapa wanita yang telah merebut

Ardi dari tangannya, Vivi tidak mengetahui. Oleh sebab itu

Vivi sering merenung dan berpikir apakah selama ini ia tidak

melayani kebutuhan dan kesenangan suaminya, namun semua itu ia

rasa tidak mungkin dan sepengetahuannya ia selalu melayani dan

melaksanakan kesenangan dan kesukaan suaminya. Sedang kalau ia

lihat bentuk tubuhnya yang mungkin telah berubah? namun ia sadari

tidak mungkin! juga, Vivi menyadari ia dan Ardi telah berumah

tangga kurang lebih 6 tahun dan dikaruniai 2 orang anak yang

paling besar berumur 5 tahun, mustahil bentuk tubuhnya akan

menyebabkan Ardi berpaling.

Di depan cermin sering Vivi mengamati tubuhnya, ia pun rajin

senam dan melangsingkan tubuhnya, namun apa gerangan Ardi berubah

dan tidak mau menjamahnya? Secara fisik Vivi memang seorang ibu

rumah tangga yang telah beranak dua, namun jika melihat tubuh dan

kulitnya banyak membuat gadis yang iri karena bentuk tubuhnya

amat serasi dan menggiurkan setiap lelaki yang menatapnya.

Umur Vivi baru 32 tahun, di saat itu ia butuh pelampiasan birahi

jika malam hari menjelang, namun sikap Ardi telah membuatnya

menjadi tidak percaya diri. Atas saran teman karibnya yang juga

ibu rumah tangga dan wanita karir, maka Vivi disarankan untuk

meminta tolong pada seorang dukun sakti yang bisa mengembalikan

suami dan membuat Ardi bertekuk lutut kembali. Ini telah lama di

coba Lusi, dulunya suaminya ! juga menyeleweng. Namun atas bantuan

dukun itu suaminya telah melupakan wanita simpanannya.

Dengan saran dan nasehat dari karibnya itu Vivi memberanikan diri

untuk datang ke tempat dukun itu walaupun jaraknya agak jauh

kurang lebih 2 jam perjalanan dengan mobilnya.

Dengan bantuan Lusi, Vivi mengemudikan Balenonya ke tempat

dukun itu. Mereka berangkat pagi harinya. Sesampai di gubuk

dukun yang memang terpencil di sebuah kampung itu, Vivi memarkirkan

mobilnya di samping gubuk itu. Lalu Lusi mengetuk pintu gubuk itu

dan dengan adanya sahutan dari dalam mempersilakan mereka berdua

masuk, di dalam telah ada dukun itu yang duduk dengan sambil

menghisap rokoknya.

“Ooo… Bu Lusi? ada apa Bu? ada yang bisa saya bantu?” dukun itu

berbasa basi.

“Eee… ini Mbah, teman saya ini ada masalah dengan suaminya,

namun ia ingin suaminya seperti sedia kala lagi…” jawab Lusi.

Lalu Lusi memperkenalkan sang dukun yang bernama Mbah Dudu itu

kepada Vivi. Sambil berjabat tangan Mbah Dudu mempersilakan

kedua wanita itu untuk duduk bersila di lantai gubuknya itu.

Sepintas Vivi merasa agak risih dari mulai ia memasuki gubuk itu.

Ada perasaan tidak enak namun karena keinginannya mengembalikan

suaminya ia tidak mengambil pusing semuanya. Tanpa ia sadari dari

saat ia masuk dan bersalaman dengan Vivi mata mbah dukun itu tidak

henti-hentinya memandang ke arah Vivi. Lalu ia memanggil Vivi

untuk maju selangkah ke arahnya, dan Vivi diperintahkan untuk

memasukkan tangannya ke dalam wajan yang berisi air kembang, lalu

Mbah Dudu membakar menyan dan membaca mantranya.

Tidak berapa lama kemudian ia buka matanya dan berkata bahwa mata

hati suaminya telah dipengaruhi oleh wanita simpanan Ardi dan

membuat Ardi melupakan keluarganya. Atas saran mbah dukun supaya

Ardi kembali maka Vivi harus memakai jimat yang akan dibuatkannya,

asal Vivi mau menjalani syarat-syaratnya dan itu semua terpulang

kepada Vivi. Karena besarnya keinginan agar Ardi kembali, maka

Vivi menyanggupi segala syarat-syaratnya. Setelah itu sang dukun

berkata bahwa besoknya Vivi akan mendapatkan jimat itu dan akan

dipasangkan ke tubuh Vivi dan akan dibuatkan malam ini. Mbah Dudu

adalah lelaki asal Nias yang telah lama memiliki ilmu yang amat

sakti. Tidak sedikit orang yang telah dibantunya. Mbah Dudu tinggal

seorang diri di gubuk itu dan tidak memiliki istri. Umurnya telah

beranjak tua yaitu 70 tahun namun fisik dan sosoknya tidak

menggambarkan ketuaan. Selanjutnya Vivi minta diri dan menitipkan

amplop untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan berjanji besok akan

datang. Lalu Lusi minta diri kepada Mbah Dudu, lalu mereka pulang

ke rumah dan besok Vivi harus mengambil jimatnya.

Besok hari yang telah ditentukan, Vivi minta Lusi membantu menemaninya

ke tempat dukun itu, namun karena adanya kesibukan di kantornya

maka Lusi tidak dapat menemani. Dan berangkatlah Vivi mengendarai

Balenonya seorang diri ke tempat dukun itu. Lebih kurang 1,5 jam

perjalanan Vivi, sampailah di gubuk itu dan memarkirkan mobilnya

di samping gubuk, sedangkan hari saat itu telah mendung dan berangin

sepertinya hari akan hujan. Lalu Vivi mengetuk pintu gubuk dan

kemudian pintu itu dibuka Dudu dari dalam dan mempersilakan masuk.

Lalu Vivi masuk ke gubuk dan duduk di lantai. Lalu Mbah Dudu

meminta Vivi untuk langsung ke depan dan menerima saran dan

cara-cara memakai jimat itu. Vivi diharuskan untuk berbaring dan

memakai kain sarung lalu menelentangkan diri, karena jimat itu

akan dipasangkan pada tubuh Vivi yang biasa di sentuh suaminya.

Lalu Vivi minta ijin untuk memakai sarung yang dipinjamkan sang

dukun di kamar yang telah tersedia.

Dalam kamar itu, hanya ada satu dipan kayu yang telah lama dan

saat itu Vivi membuka seluruh pakaianya, sedang BH dan CD-nya

tetap terpasang pada tubuhnya. Sesaat kemudian sang dukun memasuki

kamar itu dan minta Vivi berbaring di dipan itu. Vivi menuruti

kata dukun itu, lalu Mbah Dudu memulai melakukan aktifitasnya

dengan memasangkan cairan jimat itu mula-mula ke kulit muka

Vivi lalu turun ke leher jenjang dan ke dada yang masih tertutup

BH. Sesampai pada dada Vivi sang dukun menyadari adanya getaran

birahinya mulai datang dan lalu di sekitar dada Vivi ia oleskan

cairan itu, tangan sang dukun masuk ke dalam dada yang terbungkus

BH. Di dalam BH itu tangan Dudu memilin dan memilintir puting susu

Vivi, dengan cara itu Vivi secara naluri seksnya terbangkit dan

membiarkan tindakan sang dukun yang memang kelewatan dari tugasnya

itu, Vivi hanya diam. Lalu sang dukun membuka pengait BH Vivi dan

melemparkan BH itu ke sudut kaki dipan itu dan terpampanglah

sepasang dada montok yang putih mulus kemerahan karena gairah yang

dipancing Mbah Dudu itu.

Di sekitar dada itu sang dukun mengoleskan jimatnya berulang-ulang

sampai Vivi merasa tidak kuat menahan nafsunya. Lalu sang dukun

tangannya turun ke perut dan ke selangkangan Vivi. Di situ tangan

sang dukun memasuki selangkangan Vivi, tindakan ini membuat Vivi

protes,

“Jangan! saya mau diapakan Mbah?” tanyanya.

“Ooo… ini adalah pengobatannya, Lusi pun dulunya begini juga,

“jawab mbah dukun sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak

menahan gejolak nafsu. Di lubang kemaluan Vivi, jari tangan sang

dukun terus mengorek-ngorek isi kemaluan Vivi sehingga Vivi

merasakan ia akan menumpahkan air surgawinya saat itu. Sambil

membuka kain sarung yang melilit tubuh Vivi sang dukun lalu

menurunkan CD yang menutup lubang kemaluan Vivi itu. Lalu ia

letakkan CD Vivi di samping dipan yang beralaskan bludru usang

itu. Sesaat kemudian Vivi telah telanjang bulat dan jari tangan

sang dukun tidak henti-hentinya beraksi di sekitar daerah sensitif

tubuh Vivi. Sedang jimatnya telah dioleskan pada seluruh

bagian-bagian tubuh Vivi.

Lalu tibalah saat untuk memasukkan keampuhan jimatnya, maka sang

dukun minta kepada Vivi untuk mau bersengggama karena jimat itu

tidak akan bisa dipakai jika Vivi tidak melakukan senggama dengan

dukun itu. Karena Vivi telah merasa kepalang basah dan ingin

niatnya kesampaian maka ia ijinkan sang dukun melakukan

persenggamaan. Lalu tangan sang dukun membuka paha Vivi yang

mulus terawat itu. Lalu ia buka lubang kemaluan Vivi dengan

tangannya dan memainkan klitoris Vivi dan kembali Vivi histeris

ingin dituntaskan nafsu yang telah sampai di kepalanya, ditambah

telah beberapa bulan tidak berhubungan seks dengan suaminya. Mbah

dukun yang telah sama-sama-sama bugil dengan Vivi lalu memasukkan

batang kemaluannya yang cukup besar itu dan kuat ke dalam lubang

kemaluan Vivi yang telah dibasahi air kewanitaan Vivi yang

tampaknya siap untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang kemaluan

yang telah basah itu. Setelah dipaksakan agak keras lalu batang

kemaluan yang tegak menantang masuk seluruhnya ke dalam lubang

kemaluan Vivi, dan Mbah Dudu melakukan gerakan maju mundur,

sedang tangannya tidak henti-hentinya memilin dan menekan pinggul

padat Vivi itu. Buah dada Vivi tidak luput dari jelajahan tangan

sang dukun.

Lebih kurang 30 menit lubang kemaluan Vivi digenjot dengan paksa

lalu sang dukun barulah sampai klimaks dengan menumpahkan air

maninya ke dalam lubang kemaluan itu sebanyak-banyaknya.

Sedangkan air yang keluar dari lubang kemaluan Vivi itu ia

oleskan ke lidah Vivi untuk kasiat bahwa Vivi tidak bisa

dilupakan suaminya. Dalam persenggamaan itu Vivi sempat orgasme 3

kali, itu pun saat ia terengah-engah di saat batang kemaluan sang

dukun mengaduk-aduk isi kemaluanya tadi. Sejam kemudian barulah

permainan itu selesai setelah sang dukun minta permainan dilakukan

2 kali. Setelah itu Vivi minta diri pulang dan membawa yang akan

ia pakaikan di rumahnya saat mandi. Mbah dukun mengatakan ada

jimat yang akan dipasang di dalam kamar Vivi namun belum siap,

dan mbah dukun berjanji akan mengantarkannya ke rumah Vivi 2 hari

lagi.

Tepat 2 hari kemudian sang dukun mendatangi rumah Vivi yang megah.

Saat itu suami Vivi belum pulang dari luar kota dan di rumah saat

itu hanya ada ia dan seorang pembantunya yang sedang menjaga

anak-anaknya. Sang dukun berkata, “Bu Vivi, jimat ini akan saya

pasangkan pada kamar Ibu nanti malam,” sedangkan Vivi merasa

khawatir, bagaimana jika suaminya pulang. Namun karena kesaktiannya,

sang dukun berkata, “Bu Vivi nggak usah khawatir, suami Ibu pulang

lusa, sedang ia sekarang menurut penglihatan saya sedang di

Lampung,” kata sang dukun. Lalu bagaimana ia menerangkan kepada

pembantunya karena adanya kehadiran dukun tua itu? Lalu ia hanya

berkata bahwa familinya dari kampung dan menumpang barang 1 hari

di rumahnya. Lalu Vivi mempersilakan sang dukun untuk istirahat

di sebuah kamar yang memang diperuntukkan untuk tamu. Lalu sang

dukun memasuki kamar yang telah disediakan.

Malam harinya saat akan memasangkan jimat di kamar Vivi, dilakukan

pada pukul 9.00 malam, sedang pembantunya telah tidur di kamar

belakang, tempat kamar tidur pembantu memang jauh di belakang dan

tidak mengganggu ke rumah induk tempat kamar Vivi berada. Di dalam

kamar itu sang dukun melakukan ritualnya dengan membaca mantera,

lalu ia membakar menyan, sedang Vivi duduk diam melihat apa yang

dilakukan sang dukun dari atas tempat tidurnya. Lalu sang dukun

berkata, “Sebaiknya jimat ini kita pasangkan pada saat tepat jam

12.00 malam nanti, berarti masih ada waktu 3 jam lagi, Bu Vivi..”

katanya. “Sekarang sebaiknya kita ngomong-ngomong saja dulu

menunggu waktu,” kata sang dukun. “Baiklah Mbah,” lalu Vivi

mempersilakan sang dukun keluar kamar. Bagaimanapun ia merasa

berat hati untuk membawa dukun itu ke dalam kamar pribadinya.

Sang dukun berkata, “Tidak usah keluar… Bu Vivi… di sini

saja.” Lalu sang dukun berdiri dari duduknya dan menuju ke arah

Vivi duduk dan mbah dukun itu juga duduk di samping Vivi. Lalu

tangannya menggapai tangan Vivi dan berkata, “Sebaiknya kita

berdua melakukan seperti saat Ibu di gubuk saya, sebab jika tidak

para jin yang membantu saya akan lari dan tidak mau menolong

Ibu,” kata mbah dukun. Vivi hanya bergidik, bulu kuduknya

merinding. Haruskah ia mengulangi kesalahan saat ia harus

bersenggama dengan dukun itu di gubuknya? Namun karena adanya

pengaruh dan keinginan Vivi maka ia biarkan sang dukun mengulangi

perbuatan maksiat itu di kamarnya, saat itu Vivi memang merasa

menjadi seorang wanita sempurna karena ia telah mendapatkan

siraman batin dari dukun tua itu meskipun tidak ia dapatkan dari

suaminya.

Lebih kurang 2 jam mereka berdua mengayuh samudera kenikmatan

bersama sang dukun dan membuat Vivi orgasme berulang-ulang dan

membuat lubang kemaluannya sampai lecet karena kebuasan batang

kemaluan dukun yang sangat besar itu. Lalu tepat pada jam 12

malam barulah jimat itu terpasang pada bawah ranjang Vivi dan

menjelang pagi mereka terus melakukan hubungan seksual dengan

menggebu-gebu. Lalu Vivi tertidur dan tidak menyadari hari telah

pagi dan sang dukun telah pergi, sedang Vivi merasa tubuhnya

pegal-pegal dan tulangnya serasa mau lolos. Sejak saat itu memang

jimat pemberian sang dukun ada perubahan pada diri suami Vivi

dan ia sangat berterima kasih dan lalu ia mendatangi sang dukun.

Sedang sang dukun cuma minta Vivi tidak melupakannya, dengan cara

Vivi harus 2 kali dalam sebulan datang untuk memberikan jatah

hubungan seks kepada sang dukun seperti Lusi juga melakukan hal

yang sama. Memang setelah itu Vivi selalu rajin mendatangi sang

dukun dan terkadang sang dukun yang datang ke rumah Vivi untuk

minta jatah senggamanya. Memang sebagai dukun ilmu hitam, Mbah

Dudu harus mensenggamai pasiennya, karena dengan demikian si

pasien akan mampu disembuhkan dan ilmu sang dukun dapat

dipelihara.

No comments:

Post a Comment